Permohonan Maaf dan Klarifikasi

Alhamdulillah, segala puji bagi Allah. Shalawat serta salam semoga terlimpah atas Rasulullah shallallahu’alaihi wasalam, keluarganya, para sahabatnya, dan orang-orang yang mengikuti petunjuknya.

Amma ba’du

Tulisan ini saya buat dalam rangka klarifikasi dan permohonan maaf kepada pihak-pihak yang merasa saya telah bertindak tidak sebagaimana mestinya sebagai seorang blogger dan penuntut ilmu (insyaAllah). Sebagai pendahuluan, saya akan mengutip perkataan saya sendiri pada halaman Siapa Saya di blog ini. Disana saya menyebutkan sebuah disclaimer bahwa; “Blog ini hanya blog biasa, belum layak untuk disebut sebagai blog Salafiyyin sebagai sarana dakwah seperti blog-blog Thullab yang telah ada, dikarenakan pemilik blog ini hanyalah hamba yang dhoif yang masih jauh dari ilmu. Adapun tulisan-tulisan yang ada merupakan buah karya para Ulama maupun Asatidz yang saya tulis ulang agar bisa dinikmati dan memberikan manfaat para penyelancar dunia maya. Kalaupun terdapat tulisan saya pribadi, mungkin hanya sekedar renungan kloset yang harus saya tumpahkan agar tidak mengalami konstipasi pemikiran. Demikian blog ini saya buat semoga menghasilkan manfaat bagi semua.”

Berangkat darisana, saya ingin mengklarifikasi secara jelas dan terang-terangan bahwa, blog ini hanya blog pribadi dan bukanlah sebuah blog yang khusus dibuat untuk sarana dakwah seperti yang dilakukan oleh beberapa ikhwah yang istiqomah dengan jalan dakwah ahlussunnah. Blog ini dikelola oleh seorang yang dikatakan masih jauh dari ilmu sehingga tidak dapat dijadikan sebagai rujukan. Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa sebagian materi yang ada dalam blog ini sengaja saya posting agar bisa memberikan manfaat bagi yang membacanya, yaitu beberapa tulisan ulama maupun ustadz yang saya ketik ulang baik dari majalah maupun kitab-kitab mereka. Dan juga (mungkin ini yang menjadi pokok permasalahan selain daripada cara saya mempromosikan blog ini) beberapa tulisan saya pribadi yang bertemakan tertentu yang mau tidak mau tulisan tersebut bisa dikatakan tulisan “berbau dakwah”, yang sebisa mungkin saya mengambil beberapa kutipan dan rujukan dari beberapa buku/kitab maupun tulisan lain yang insyaAllah shohih dan sesuai Al-Qur’an dan Assunnah untuk mendukung materi tulisan tersebut.

Selanjutnya, telah datang suatu nasehat dan kalau tidak berlebihan saya katakan sebuah tahdzir atas blog ini dan pengelolanya, dari seorang ikhwan yang dari dzohirnya saya percaya bahwa beliau berada pada manhaj yang lurus (wallahu’alam) yang saya yakin berangkat dari ketulusan beliau untuk menjaga agar dakwah ahlussunnah ini tidak terkotori oleh oknum-oknum tertentu terutama penuntut ilmu yang masih pemula. Namun sayang, cara yang beliau ambil dalam menasehati (dalam beberapa hal) saya rasa “kurang hikmah” sehingga menyebabkan saya (sebagai seorang yang dinasehati dan ditahdzir) merasa tersakiti walaupun tetap saya telan dengan pahit nasehat tersebut.

Beberapa poin yang disampaikan ikhwan tersebut, yang saya sadari sepenuhnya bahwa hal tersebut benar yang menyebabkan beliau mentahdzir blog ini dan pengelolanya:

1. Pemilik blog adalah thullab yang masih jahil, sehingga kewajibannya adalah menuntut ilmu dan bukan berdakwah dengan tulisan.

2. Pemilik blog dengan sombong mempromosikan blognya di internet (baik pada blog yang lain maupun media jejaring sosial yang lainnya)

3. Blog ini tidak memiliki ustadz sebagai rujukan (bimbingan) sehingga dikhawatirkan akan menyimpang.

4. Pengelola blog ini memakai ro’yu dalam mengelola blog (maksudnya mungkin membuat tulisan).

5. Pengelola blog (yang sombong) seperti ini akan menjadi “perusak dakwah”.

6. Beberapa ikhwan dan akhwat mempertanyakan kepada beliau, apakah maslahat dari blog yang hanya mencari perhatian ini.

Dengan dasar beberapa poin diatas, dengan ini saya memutuskan untuk mengambil beberapa sikap yang saya anggap perlu, demi bersama mewujudkan sebuah kemaslahatan.

1. Saya memohon ampun kepada Allah Ta’ala atas kesalahan-kesalahan yang telah saya lakukan baik secara sengaja maupun tidak sengaja berkenaan dengan pengelolaan blog ini.

2. Saya meminta maaf kepada pihak-pihak yang merasa bahwa telah terjadi penyimpangan dalam blog maupun pada pengelolanya, sehingga dengannya pihak-pihak tersebut menganggap saya sebagai “perusak dakwah”, sombong, sok ustadz dan sebutan yang lainnya.

3. Saya menghimbau kepada beberapa ikhwah blogger yang telah sudi menampilkan link blog ini baik dengan pemasangan banner maupun hanya pemasangan link pada posisi yang tidak semestinya, yaitu di jajaran blog dakwah ikhwah-ikhwah yang istiqomah agar menghapusnya secara total atau paling tidak menempatkannya pada posisi yang semestinya, misalnya pada link sahabat yang umum saja dan bukan dalam lingkup sahabat sesama thullab.

4. Saya meminta maaf pada pihak-pihak yang telah merasa tidak suka di situsnya (baik blog maupun situs jejaring sosial dunia maya yang lainnya) telah terkotori dengan adanya “promosi” blog ini dan mengharapkan untuk menghapus jejak yang telah saya tinggalkan disana.

Selain daripada itu, saat ini saya memutuskan untuk vakum selama beberapa saat yang tidak ditentukan dalam mengelola blog ini. Namun, saya akan tetap menulis sesuai dengan kapasitas saya (sampai saya menemukan bahwa menulis adalah haram dan merupakan sesuatu yang tidak mendatangkan manfaat bagi diri saya dan orang lain namun justru menimbulkan mudhorot), dan tak lupa dalam setiap tulisan akan selalu terbuka ruang komentar untuk meluruskan kesalahan-kesalahan yang ada pada tulisan tersebut. Komentar tersebut tentu saja akan di filter sedemikian rupa agar komentar-komentar yang mengandung syubhat dan mengundang kontroversi tidak menimbulkan fitnah. Dan sekali lagi saya akan lebih berhati-hati dan mengoreksi setiap niat saya untuk menulis tersebut, karena saya juga akan mempertanggungjwabkan apa yang telah saya tulis tersebut.

Demikian tulisan ini saya buat, dan untuk pihak-pihak yang mempunyai kepentingan dengan tulisan ini saya harapkan mengambil sikap sesuai dengan apa yang saya harapkan atau paling tidak sesuai dengan apa yang mereka anggap sebagai suatu kebaikan. Karena sekali lagi saya tegaskan bahwa blog ini adalah blog pribadi dan tidak layak dijadikan sumber rujukan untuk mencari ilmu kecuali tulisan-tulisan ustadz dan ulama yang saya tulis ulang disini.

NB: Pengumuman ini juga akan saya sebarkan kepada pihak-pihak yang saya anggap memiliki kepentingan terhadap tulisan ini. Perubahan yang dianggap perlu pada pengumuman ini setelah ditinjau kembali akan dilakukan kemudian hari bila terdapat manfaat yang lebih besar. Saran, kritik, dan nasehat selalu saya harapkan, namun saya harap disampaikan dengan hikmah dan lemah lembut sesuai akhlak seorang muslim.

Satu hari menjelang Ramadhan yang penuh berkah

Ttd
Pengelola Blog

37 Responses to Permohonan Maaf dan Klarifikasi

  1. Rizki Aji says:

    barakallohufiikum…

    wa fiikum barakalloh….

  2. yaufaniadam says:

    ya ya ya saya mahapkeun

    trimakasih mas….

  3. Afra Afifah says:

    mnulis untuk kbaikan tdklah salah…

    hny org2 yg naiflah yg mngatakan bhw mnulis itu haram…

    smua org jg th anta bkn ustad…

    lantas knp? apa krn bkn ustad jd gk boleh bdakwah dgn sdikit ilmu yg dmiliki??

    toh anta tdk bfatwa tnp ilmu..

    smangat akh..

    teruskan perjuangan…

    Barakallahufiik…

    wallahu’alam ukh….
    dalam hal ini saya ndak mau tergesa-gesa….
    lebih baik saya menunggu keterangan, nasehat dan hujjah yang lain….
    wa barakallahufiik….

  4. yanti says:

    barakallohufiikum…

    Hmmm sekalian saya ingin mengucapkan
    “Marhaban Ya Ramadhan” Mohon maaf lahir dan batin

  5. mahabbahtedja says:

    dengan tidak tergesa-gesa, dan mencoba mendiskusikan dengan ustad yang mafhumdengan permasalahan antum. insyaallah, Allah akan memberi petunjuk.
    barakallah

  6. Angga says:

    Semangat!!

  7. nadiYYah says:

    Emangnya knapa dg mnulis? mncari prhatian? mana ada manusia yg ga vain? ga mau diri mreka dktahui bahwa mreka ‘exist’ di bumi tuhan ini.

    manusia hidup ga perlu terlalu kaku spt itu. apalagi ini itu harus diatur. antm cukup tau aja. tokh kita smwa udah dewasa; kita juga makhluq sosial.. jadi apapun yg mngganjal di kpala antm (any ideas or whatever), tserah mau dlimpahkan mlalu tulisan, atau curhat ke temen, tapi ini jg bukan brarti antm cari prhatian. tokh ada nya manusia di bumi ini juga untuk saling berbagi, kita juga saling membutuhkan,,, saya rasa tulisan yg ada memang baik untuk jadi bahan diskusi,, dan diskusi itu juga sifat yg manusiawi,,, bukan sswatu yg haram…. innalillahi…

    klo ada yg salah dg tulisan antm, ya itu brarti memang antm dalam proses pembelajaran…. dan ada ust juga yg bisa memberi masukan,, *lagi* manusia itu saling membutuhkan. tapi kputusan spenuhnya di tangan antm… bukan brarti terus2an menjadi ‘boneka’ yg obey terus kalo dbilang ini itu secara langsung.

    yg memberi nasehat pun blum tentu lebih baik daripada yg dnasehati. jgn smpai adanya nasehat itu malah klo misalnya kita memberitahu sesuatu ke orang lain dan orang itu ‘segera’ melaksanakan hal tsb.. maka ada perasaan ‘satisfy’ tsndiri dari dalam diri mreka….. bukan karna nasehat akan kbaikannya itu dijalan atas karna Allah,,, tapi karna mreka sudah berhasil ‘menaklukkan’ orang tsb.

    Oh.. please be ‘please to ALLAH’ not to ‘THEM’.

    ah yg ngga-ngga ajah deh orang2 inih. kalo smwa makhluq dbumi tuhan ini spt itu, bisa2 dunia ini penuh dg rumahsakit jiwa.!

    piss….
    nyantai aja ukh….
    gak usah pake emosi ya….
    sekali lagi saya masih nunggu….
    gak perlu gegabah….

  8. nadiYYah says:

    klo ga berkenan dhapus saja akh, smpai kapan kita akan terus mnyakiti. apa dosa-dosa sudah membutakan mata jiwa?

  9. Isbir yaa akhi.
    Memang di dunia nyata banyak seperti hal ini…

    Padahal niat antum sebenarnya adalah mengajak ikhwah untuk bersama-sama belajar di atas manhaj salaf… bukan menggurui atau bertindak layaknya ustadz.

    Dan apabila dinilai “mencari perhatian”, maka itu sebenarnya hal yang lumrah dalam dunia maya untuk membangun relasi. So, apa salahnya kita mempromosikan blog atau website kita? Dan niat kita bukanlah menyombongkan diri?

    Semoga beliau dimudahkan oleh Allah dalam memahami ini…
    Barakallahu fiikum, akhi.

    Tetap istiqomah, jangan gentar.
    Saya dulu juga pernah gitu waktu tulisan saya tentang Syi’ah diserang berbagai pihak…

  10. mbah_muda says:

    ono opo iki…
    wis ta’ siram dhisek…
    kaget ya diriku nilpon dirimu…^_^
    sudah akh…anta nuggu apa?
    nunggu pesenan dara sy…
    kayaknya msh lama…nt kejakarta jd ga nunggu2 …He..he.. (gak nyambung ya!)

  11. l5155st™ says:

    Akhi, barakallahu fiykum…

    Saya datang dengan membawa sedikit risalah dakwah yang ditulis oleh Syaikh Ibnu ‘Utsaimin dan dialihbahasakan oleh Akhuna Abu Salma at Tirnatiy. Ini perihal bahwa dibolehkannya seorang penuntut ilmu untuk berdakwah terhadap sesuatu yang YAKIN dia benar – benar mengilmui. Asy Syaikh menjelaskan bahwa syarat dakwah haruslah berada di atas bashiroh / ilmu / petunjuk dari kitabullah dan sunnah rasulullah.

    ”Katakanlah: “Inilah jalan (agama) ku, Aku dan orang-orang yang mengikutiku mengajak (kamu) kepada Allah di atas bashiroh (hujjah yang nyata). Maha Suci Allah, dan Aku tiada termasuk orang-orang yang musyrik”.” (QS Yusuf : 108)

    Dan bashiroh ini ada 3 hal…

    Pertama : di atas bashiroh terhadap apa yang di dakwahkan, yaitu ia haruslah memiliki ilmu (baca : mengetahui) tentang hukum syar’i yang ia dakwahkan. Karena bisa jadi ia mengajak kepada sesuatu yang ia duga sebagai suatu hal yang wajib sedangkan di dalam syariat tidaklah wajib, sehingga ia mengharuskan hamba-hamba Alloh sesuatu yang Alloh tidak mengharuskannya. Bisa jadi pula ia mengajak untuk meninggalkan sesuatu yang ia anggap haram sedangkan hal itu di dalam agama Alloh tidaklah haram, sehingga ia telah mengharamkan bagi hamba-hamba Alloh sesuatu yang Alloh halalkan bagi mereka.

    Kedua : di atas bashiroh terhadap kondisi dakwah (baca : kondisi obyek dakwah, pent.), oleh karena itulah Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam tatkala mengutus Mu’adz ke Yaman, beliau berpesan padanya :
    ”Sesungguhnya engkau akan mendatangi kaum dari ahli kitab” (Dikeluarkan oleh al-Bukhari dalam Kitabuz Zakah, Bab Akhdzush Shodaqoh minal Aghniya’ wa taruddu ilal Fuqoro` haitsu kaanuu (1469) dan Muslim dalam Kitabul Iman, Bab as-Du`a’ ila asy-Syahadatain wa Syaro’i` al- Islam (13), (19).)
    Supaya dia (Mu’adz) mengetahui kondisi mereka dan bersiap-siap di dalam menghadapi mereka.
    Oleh karena itulah kondisi mad’u (obyek dakwah) ini haruslah diketahui, sejauh mana tingkat pengetahuan mereka? Sejauh mana kemampuan mereka untuk debat? Sehingga ia dapat mempersiapkan dirinya untuk berdiskusi dan berdebat dengan mereka. Karena sesungguhnya, apabila anda memasuki perdebatan dengan orang seperti ini (baca : yang lebih berilmu dan pandai debat sedangkan anda tidak mengetahuinya, pent.), sedangkan dia lebih tangguh di dalam berdebat, maka hal ini akan menjadi bencana yang besar terhadap kebenaran, dan andalah penyebab ini semua.
    Anda jangan pernah sekali-kali beranggapan bahwa para pelaku kebatilan pasti gagal di dalam segala hal, padahal Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda :
    ”Sesungguhnya kalian bertikai dan datang melapor kepadaku, dan bisa jadi ada sebagian dari kalian yang lebih lihai di dalam mengemukakan hujjahnya daripada yang lainnya sehingga aku memutuskannya berdasarkan apa yang aku dengar.”2
    Hadits ini menunjukkan bawah seorang yang bertikai, walaupun ia seorang yang batil, terkadang ia lebih cakap di dalam mengemukakan hujjahnya daripada orang lain, sehingga diputuskan berdasarkan apa yang didengar dari orang yang bertikai ini, oleh karena itulah anda harus mengetahui kondisi mad’u.

    Ketiga : di atas bashiroh di dalam cara berdakwah. Alloh Ta’ala berfirman :
    ”Serulah (manusia) kepada jalan Tuhan-mu dengan hikmah dan pelajaran yang baik dan bantahlah mereka dengan cara yang baik.” (QS an-Nahl : 125).
    Sebagian manusia, acap kali ketika menjumpai suatu kemungkaran, ia langsung terburu-buru main sikat. Ia tidak berfikir akan dampak dan akibat perbuatannya ini, tidak hanya bagi dirinya, namun juga bagi dirinya dan rekan seperjuangannya sesama da’i yang menyeru kepada kebenaran. Oleh karena itulah, wajib bagi seorang da’i sebelum ia bergerak (untuk berdakwah), hendaknya ia mencermati dan menimbang dampak-dampaknya. Kadang kala, dapat juga terjadi pada waktu itu, sesuatu yang tidak hanya akan memadamkan kobaran semangat atas aktivitasnya (baca : dakwahnya), namun perbuatannya ini juga akan memadamkan api semangatnya dan semangat orang selainnya di masa yang akan datang, mungkin dalam waktu dekat tidak lama lagi. Oleh karena itulah, aku menganjurkan saudara-saudaraku agar berdakwah dengan menggunakan hikmah dan ta`anni (baca : tenang, tidak tergesa-gesa), suatu perkara yang mungkin akan menunda waktu barang sedikit, namun hasilnya akan terpuji dengan kehendak Alloh Ta’ala.
    Apabila hal ini, maksudku da’i yang berbekal dengan ilmu shahih yang dibangun di atas Kitabullah dan Sunnah Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam, merupakan sesuatu yang ditunjukkan oleh nash-nash syar’iyyah, maka sesungguhnya (hal ini) juga ditunjukkan oleh akal yang sharih (terang) yang tidak memiliki syubhat maupun syahwat. Karena bagaimana mungkin anda dapat berdakwah menyeru kepada Alloh Jalla wa ’Ala sedangkan anda tidak mengetahui jalan yang dapat mengantarkan kepada-Nya. Anda tidak mengetahu syariat-Nya lantas bagaimana bisa dibenarkan anda menjadi seorang da’i? Apabila seorang manusia tidak memiliki ilmu, maka yang utama baginya adalah belajar terlebih dahulu, baru kemudian ia boleh berdakwah.

    Kemudian wahai akhi, mungkin akan ada yang berkata : ”Bukankah ucapan anda ini menyelisihi ucapan Nabi Shallallahu ’alaihi wa Salam :
    ”Sampaikan dariku walaupun hanya satu ayat. (HR. Al Bukhari, no.3461)

    Maka syaikh menjawab : “Tidak. Karena Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam bersabda : ”Sampaikan dariku”, oleh karena itulah sesuatu yang kita sampaikan haruslah benar-benar dari Rasulullah Shallallahu ’alaihi wa Salam. Dan inilah yang kami maksudkan. Pada saat kami mengatakan bahwa da’i itu memerlukan ilmu, kami bukanlah memaksudkan bahwa ia haruslah mencapai tingkatan orang yang ahli di dalam ilmu, namun kami mengatakan bahwa ia tidak boleh berdakwah melainkan dengan apa yang ia ketahui saja dan tidak boleh berkata melainkan dengan yang ia ketahui.

    Jadi yang dapat kami simpulkan adalah, SELAGI ANTUM YAKIN YANG ANTUM DAKWAHKAN ITU BENAR – BENAR SHAHIH BERASAL DARI NABI SHALLALLAHU ‘ALAIHI WA SALLAM DAN BENAR – BENAR ILMU TERSEBUT BERASAL DARI PEMAHAMAN PARA ULAMA SALAF YANG SHALIH, MAKA DIPERBOLEHKAN BAHKAN DIWAJIBKAN BAGI ANTUM UNTUK BERDAKWAH.

    Barakallahu Fiykum, semoga risalah Asy Syaikh ‘Utsaimin ini menjadikan hujjah bagi antum untuk kembali berdakwah serta membantu antum untuk kembali bersemangat untuk membantu menyebarkan tinta ilmu para ulama, yang tentunya ATAS DASAR ILMU.

    Wallahua’lam, Barakallahu Fiykum…

  12. 1. Nasihat itu tanda cinta
    2. Terima dan do’akan kebaikan bagi yang memberi nasihat
    3. Terhadap tuduhan dan perkataan yang menyakitkan hati : jika memang benar maka ruju’lah kepada kebenaran, namun jika salah berbahagialah kelak engkau akan mendapatkan pahal a secara cuma-cuma
    4. life must go on bro..
    5. nikah sono, biar kalo ada masalah bisa dibagi.. ^_^
    6. kapan mau ke daerah lagi?
    7. jadi balik kampung gak?
    8. usahakan segera balik ke makassar habis ‘Id.. kalo nggak anta bakal nyesel nih… :p

  13. bayu200687 says:

    assalamu’alaykum
    weleh2, ada apa c…?

  14. devi wulandari says:

    martvin memang kadang senang berpromosi. sebagai sesama narsis dot com, saya mah maklum aja. Benar kata andi, nasehat itu tanda cinta. paling tidak, kalo tidak pernah ada yang menegur kita jadi tidak terdorong untuk berinstropeksi. seperti sebuah ungkapan bijak “bertanyalah pada orang sholeh berkacalah pada orang salah”. barokallohu fiik. oia semoga cepet nikah juga. sayang saya ga bakal dapat prasmanannya coz nikahnya kayaknya ga dijakarta kan yak 😛

  15. ummu-afra says:

    weleh…ene opo iki

    binun aq bacane hehehe ^_^

  16. ashhabulkahfi says:

    nasihat itu ibarat menjahit baju yang sobek, diperbaiki untuk menjadi baik atau lebih baik, maka menjahitnya pun dengan cara yang baik pula. janganlah berpecah-belah akhuna.

  17. barkan says:

    menurut perkataan Syeikh Bakar Abu Zaid mengenai buku yang ana beli “Ustadz GAdungan sok beralagak Alim” dijelaskan poin2 bahwa:

    Diantaranya sikap sok tahu adalah menulis tulisan dimana si penulis belum faqih, dan

    memiliki pemahaman yang mendalam sehingga dia memaksa diri atas di luar kemampuannya dan lebih menyibukkan dengan menulis daripada menuntut ilmu sendiri yang seharusnya mereka menyibukkannya disitu dikarenakan ilmunya yang jauh tertinggal

  18. ariefdj™ says:

    Saat membuat weblog kan tiap orang tujuane benten2.. Salah satunya mungkin utk belajar improve writing ability, jg termasuk kemampuan berdakwah..sebelum terjun ke dunia nyata..
    Jangan takut salah dgn niat baik utk nulis pendapatmu di blogmu ini, toh para pengunjungnya juga bukan orang yg bodoh.. Lagipula, aneh aja kalo ada yg melakukan ‘sesuatu amalan yg gak umum’ krn mengacu pada 1 blog.. He he.. Qt semua kan masih sama2 belajar..

  19. Maramis says:

    Dakwah tetep terus…tholabul ilmi juga terus

  20. mahfuzhoh says:

    Hari ini dah menggenapkan setengah Dinnya kan ???
    Bagi2 lah ma belahan jiwa nya…. ^_^
    Barokallah….

  21. Assalamu’alaykum warrahmatullahi wabarakatuhu…

    Mohon bantuannya kepada pengelola/admin situs ini untuk memposting pengumuman ini :

    HADIRILAH TABLIGH AKBAR
    UNTUK UMUM

    PEMATERI :
    Ust. Yazid bin Abdul Qadir Jawas
    Murid Syaikh Muhammad bin Shalih Al-Utsaimin (ulama besar Kerajaan Saudi)

    Materi :
    “Syahadat Kunci Menuju Surga”
    Jum’at, 7 November 2008 Pukul 19.30 WIB
    Di Masjid raya Mujahidin Pontianak, Jl. Ahmad Yani Pontianak

    “Hidup Mulia Dunia-Akhirat”
    Sabtu, 8 November 2008 Pukul 08.30 WIB
    Di Masjid Al Muhtadin Kampus UNTAN, Universitas Tanjungpura

    “Sebuah Bahasan ilmiah atas buku beliau “Mulia dengan manhaj Salaf”

    Acara ini diselenggarakan oleh :
    Majelis Ta’lim Raudhotut Tholibin
    Didukung oleh :
    1. Majelis Ta’lim Nurus Sunnaj
    2. Majelis Ta’lim Pemuda Al-Jama’ah
    3. Forum kajian Mahasiswa Islam Al-Atsari
    4. Yayasan Mujahidin Pontianak
    5. Radio Mujahidin FM
    6. Pengurus Masjid Al Muhtadin UNTAN
    Contact Person :
    Wahyudin 081345316172
    Waldi 05617007447

    pamflet di : http://maslilik.wordpress.com/2008/10/26/dauroh-ustadz-yazid-bin-abdul-qadir-jawas-%E2%80%9Chidup-mulia-dunia-akhirat%E2%80%9D/

    Barakallahufikum…

    Wassalamu’alaykum warrahmatullahi wabarakatuhu…

  22. aboezaid says:

    assalamu’alaikum akhi…lama ga nongol nih

    wa’alaykumussalam….
    hehe… 🙂
    iya akh…
    sedang menikmati indahnya masa-masa awal pernikahan… 🙂

  23. rismaka says:

    Assalamualaikum…
    Weleh weleh…. Asyiiikkk ngumpull semuaaaa…. Ngikuuutt… Monggoh, monggoh disambi 🙂

    Wa’alaykumussalam…

    Silahkan, monggo…monggo…

    Afwan seadanya…

  24. indah rephi says:

    assalamualaikum..maaf saya baru berkunjung 🙂
    ada apa ini ya? saya ndak ngerti? 😦

  25. akhidedi says:

    assalaamu’alaykum,salam kenal akhi…
    barakallahu fiik.

  26. yanti says:

    Wahai sahabat… kemana gerangan???

  27. Abu Fauzan says:

    Siapa yang mencari sesuatu yang sempurna maka dia akan mati dalam keadaan kebingungan mencari kesempurnaan itu sendiri.
    Selama apa yang kita kita ketahui adalah benar dari Allah dan Rasul-Nya maka tidak ada alasan untuk tidak mendakwahkannya, sebagaiman sabda Rasulullah, “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat.”
    Mengenai tahdzir ke antum maka sayapun tidak sepakat dengan itu sebab tiada lain itu hanya pembunuhan karakter semata apalagi jika disampaikan dengan bahasa yg menyakitkan, itu bukan cara salaf dalam menasehati orang. Apalagi dengan memvonis antum membuat blog ini hanya untuk cari perhatian, seolah2 telah membelah dada dan melihat isi hati antum.
    Oh ya akhi, kita memang tidak butuh penilaian orang secara mutlak kita hanya butuh penilaian dari Allah tidak yang lain sebagaimana saya maksud dalam tulisan saya di sini
    http://alfathonah.blogspot.com/2009/01/apa-kata-allah-dan-rasul-nya.html
    Terus blogging, nulis dan berikan manfaat sebanyak-banyaknya sesuai dengan kafaah keilmuan kita. Idealnya ilmu kita harus banyak tapi tak perlu menumpuk ilmu baru kemudian disebarkan sebab maut tak mempedulikan itu jika memang sdh waktunya.
    Lagian menumpuk ilmu juga ndak bermanfaat jika hanya digunakan untuk mentahdzir dan sikut sana sini. Wallahu muwaffiq.

  28. yandiyulio says:

    selagi tulisan da’wah kita tidak menyimpang hukum islam to ga salahnya ko..dh jngn di dengerin omongan orang kya gitu…paling juga iri karena dia ga bisa bikin tulisan kaya mas….terusin ja nulisnya…jngn pernah takut tw mnyerah donk mas…

  29. wahyu kresna says:

    ishbir ya akhy…

  30. sagung says:

    Maaf saya ikutan ……

    …….. menjaga agar dakwah ahlussunnah ini tidak terkotori oleh oknum-oknum tertentu terutama penuntut ilmu yang masih pemula …….

    Ini memang harus dilakukan agar tidak ada kesalahpahaman dan agar kesalahpahaman dapat diluruskan.

    selagi antum yakin yang antum dakwahkan itu BENAR-BENAR shahih berasal dari nabi shallallahu ‘alaihi wa sallam dan BENAR-BENAR ilmu tersebut berasal dari pemahaman para ulama salaf yang shalih, maka diperbolehkan bahkan diwajibkan bagi antum untuk berdakwah. -l5155st™-

    Dalam Fiqih kita boleh beda, tapi soal Aqidah jangan sekalipun kita beda.

  31. sagung says:

    Tetap dengan cara yang santun. Saya salut anda menanggapi dengan positif dan terbuka.

    Wallahu a’lam

  32. sunflo says:

    sabar de’… blog pribadi mah tserah pengelola… asal qta punya niatan yg bener n tidak berusaha nyimpang dari kebenaran (garuk2 kepala n geleng2 – kdg bosen sama yg namanya tahdzir mentahdzir…)

  33. Abdullah says:

    walah… dikritik gitu aja langsung nyerah… pake aja pepatah lama: anjing menggonggong kafilah berlalu!! hidup tuh gak bakalan lepas dari kritik pak, kalau setiap kritik dituruti, bisa capek kita, wong orang itu kemauannya macam2… the show must go on… Allah-lah yang akan menilai amal kita… bukan para pengkritik itu…

  34. mencarimaknahidup says:

    hmmmm….
    mengapa oh mengapa 😀

Leave a comment