Syair Aqidah Muslim

Jika pengikut Ahmad adalah wahabi, maka aku akui bahwa diriku wahabi.

Kutiadakan sekutu bagi Tuhan, maka tak ada Tuhan bagiku selain Yang Maha Esa dan Maha Pemberi.

Tak ada kubah yang bisa diharap, tidak pula berhala, dan kuburan tidaklah sebab di antara penyebab.

Tidak, sama sekali tidak, tidak pula batu, pohon, mata air, atau patung-patung.

Juga, aku tidak mengalungkan jimat, temali, rumah kerang, atau taring,
untuk mengharap manfaat, atau menolak bala

Allah yang memberiku manfaat dan menolak bahaya dariku.

Adapun bid’ah dan segala perkara yang diada-adakan dalam agama,
maka orang-orang berakal mengingkarinya.

Aku berharap, semoga ku tak kan mendekatinya tidak pula rela secara agama, ia tidak benar.

Dan aku berlindung dari Jahmiyah,

Aku mencela perselisihan setiap ahli takwil dan peragu-ragu, serta yang mengingkari istawa Tentangnya, cukuplah bagiku teladan dari ucapan para pemimpin yang mulia; Syafi’i, Malik, Abu Hanifah, Ibnu Hambal; orang-orang yang bertakwa dan ahli bertaubat.

Dan pada zaman kita sekarang ini, ada orang yang mempercayai, seraya berteriak atasnya; Mujassim wahabi

Telah ada hadits tentang keterasingan Islam, maka hendaknya para pencinta menangis, karena terasing dan orang-orang yang dicintainya.

Allah yang melindungi kita, yang menjaga agama kita, dari kejahatan setiap pembangkang dan pencela.

Dia menguatkan agamaNya yang lurus, dengan sekelompok orang-orang yang berpegang teguh dengan sunnah dan kitabNya.

Mereka tidak mengambil hukum lewat pendapat dan kias, Sedang kepada para ahli wahyu, mereka sebaik-baik orang yang kembali.

Sang Nabi terpilih telah mengabarkan tentang mereka, bahwa mereka adalah orang-orang asing, di tengah keluarga dan kawan pergaulannya.

Mereka menapaki jalan orang-orang yang menuju petunjuk, dan berjalan di atas jalan mereka, dengan benar.

Karena itu, orang-orang yang suka berlebihan, berlari dan menjauh dari mereka.

Tapi kita berkata, tidak aneh.

Telah lari pula orang-orang yang diseru oleh sebaik-baik manusia, bahkan menjulukinya sebagai tukang (ahli) sihir lagi pendusta.

Padahal mereka mengetahui, betapa beliau seorang yang teguh memegang amanah dan janji, mulia dan jujur menepati.

Semoga keberkahan atasnya, Selama angin masih berhembus, juga atas segala keluarga dan semua sahabatnya.

Taken From: Al-Firqotun Najiyah wa Thaifah Al-Manshuroh (Jalan Golongan yang Selamat bab 46) Syaikh Muhammad bin Jamil Zainu

5 Responses to Syair Aqidah Muslim

  1. l5155st™ says:

    Semoga syair tersebut benar – benar bisa menjadikan penulis serta pembacanya menjadi teguh di atas sunnah. Amiiin…!

  2. Adis says:

    Sungguh besar akibat dari fitnah wahhabi. Semoga ALLOH memberikan balasan yang adil kepada para pemfitnah itu.

    maksud mas adis gimana….??tolong lebih diperjelas lagi….mas adis

  3. ariefdj says:

    ..sebagai khalifah di muka bumi,
    yang diciptakan untuk beribadah pada-Nya,
    manusia menjalaninya dengan mengikuti sunatullah
    dan harus pandai-pandai membaca tanda2..
    Saat panas terik dan hujan deras,
    aku memakai payung untuk melindungiku,
    dengan perantaran payung lah aku terlindung..
    dengan perantaran jaketlah aku tidak terlalu kedinginan..
    dan itu terjadi karena Allah lah yang memberikan kita akal untuk berpikir.. Dengan perantara alat-alat tersebut Dia memberikan rahmat dan perlindungan..
    ..dan jimat adalah payung ghaib,
    yang aku belum mengetahui apapun tentangnya, namun aku percaya bahwa hal – hal ghaib itu ada..

    Saya nukilkan dari Al Qoulul Mufid Syarah Kitabut Tauhid oleh Syaikh Muhammad bin Sholih Al-Utsaimin
    Memakai Kalung Jimat dan Tali Mantera Atau Sejenisnya Untuk menolak Bala’ Termasuk Syirik
    Syaikh Utsaimin mensyarahkan,
    Adapun lafazh asy-syirku merupakan nama jenis yang mencakup syirik kecil maupun syirik besar. Boleh jadi mengenakan kalung jimat di sini merupakan syirik kecil dan boleh jadi merupakan syirik besar, tergantung pada keyakinan orang yang mengenakannya. Mengenakan hal-hal yang disebutkan di sini termasuk syirik, karena setiap orang yang menetapkan suatu sebab, sementara Allah tidak menetapkannya sebagai sebab, syar’iyah maupun qadariyah, berarti dia telah menjadikan dirinya sekutu bagi Allah. Sebagai misal, membaca Al-Fatihah merupakan sebab syar’i bagi penyembuhan, menelan obat merupakan sebab inderawi untuk menghilangkan sakit perut, yang berarti qadariyah, karena yang demikian itu sudah dikenal berdasarkan pengalaman.
    Selanjutnya Syaikh menjelaskan,
    Jika orang yang mengenakan kalung jimat dan mantera atau sejenisnya percaya bahwa kalung itu sendiri menimbulkan suatu pengaruh, berarti dia orang musyrik dengan kemusyrikan yang besar dalam tauhid Rububiyah, karena dia percaya bahwa ada pencipta selain Allah. Jika dia percaya bahwa kalung itu merupakan suatu sebab, tapi sebab itu sendiri tidak mendatangkan pengaruh, berarti dia meyakini bahwa sesuatu yang sebenarnya bukan merupakan sebab dianggap sebagai sebab, berarti dia telah menyekutukan Allah dalam hukum terhadap sesuatu itu bahwa ia merupakan sebab, padahal Allah tidak menjadikannya sebab. Adapun cara untuk mengetahui bahwa sesuatu itu merupakan sebab, dapat dilakukan dengan jalan syari’at, seperti halnya madu yang difirmankan Allah, mengandung kesembuhan bagi manusia (An-Nahl: 69). Begitu pula membaca Al-Qur’an yang didalamnya terkandung kesembuhan pula bagi manusia, seperti yang difirmankan-Nya, “Dan, Kami turunkan dari Al-Qur’an suatu yang menjadi penawar dan rahmat bagi orang-orang yang beriman”. (Al-Isra’: 82)

    Adapun jika kurang jelas silahkan bertanya kepada Ustadz yang mempunyai ilmu tentangnya
    Wallahu’alam….
    Semoga kita terhindar dari dosa Syirik….

  4. Imuth says:

    Semoga Allah selalu membimbing kita semua di atas Al-Haq.amiiiin…yaa Mujiibassaailiin…

  5. Abu Ayuub says:

    ijin share
    jzkl khr

Leave a comment